salju

Senin, 26 Oktober 2015

T A B L E T

Pengertian
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang dibuat dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung.Tablet memiliki perbedaan dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan.  Kebanyakan tipe atau jenis tablet dimaksudkan untuk ditelan dan kemudian dihancurkan dan melepaskan bahan obat ke dalam saluran pencernaan.
Tablet dapat diartikan sebagai campuran bahan obat yang dibuat dengan dibantu zat tambahan yang kemudian dimasukan kedalam mesin untuk dikempa menjadi tablet.

ü  Menurut FI Edisi IV
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

ü  Menurut USP 26 (hal : 2406)
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi.

ü  Menurut British Pharmacopeae ( BP 2002)
Tablet adalah Sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif dan biasanya dibuat dengan  mengempa sejumlah partikel yang seragam.

ü  Menurut Formularium Nasional Edisi II
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetakdalam bentuk umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi.

ü  Menurut ANSEL Edisi IV
Tablet adalah bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai.

ü  Menurut Buku Pelajaran Teknologi Farmasi
Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal. Sediaan ini dicetak dari serbuk kering, kristal atau granulat,umumnya dengan penambahan bahan pembantu,pada mesin yang sesuai dengan menggunakan tekanan tinggi. Tablet dapat memiliki bentuk silinder,kubus, batang dan cakram serta bentuk seperti telur atau peluru.

ü  Menurut FI edisi III 1979
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa – cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat pembasah atau zat lain yang cocok.

ü  Menurut The Art,Science, and Tecnology of Pharmaceutical Compounding
The tablet is the most frequently prescribed commercial dosage form.

ü  Menurut HUSA’A Pharmaceutical Dispensing
Tablet are solid dosageforms containing medicinal substanceswith or without suitable diluents.

Kriteria, Keuntungan serta Kerugian Tablet

I. Kriteria Tablet
Tablet yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
  1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.
  2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
  3. Fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik.
  4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
  5. Waktu hancur dan lahu disolusi harus memenuhi persyaratan.
  6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
  7. Terbebas dari kerusakan fisik.
  8. Stabilitas fisik dan kimiawi cukup baik selama penyimpanan.
  9. Zat aktif dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.
  10. Memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku.

II.      Keuntungan Sediaan Tablet
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak digunakan untuk pengobatan memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut:
  1. Tablet merupakan bentuk sediaan utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dibanding semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
  2. Tablet merupakan sediaan yang biaya pembuatannya paling rendah.
  3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan sehingga mudah dibawa.
  4. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas dan dikirim.
  5. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah, tidak memerlukan pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.
  6. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama tablet salut yang memungkinkan pecah/ hancurnya tablet tidak segera terjadi.
  7. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan di usus atau produk lepas lambat.
  8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran.
  9. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
  10. Bau, rasa, dan warna yang tidak menyenangkan dapat ditutupi dengan penyalutan.

III.      Kerugian Sediaan Tablet
Kerugian sediaan tablet jauh lebih sedikit dibanding keuntungannya. Kerugian sediaan tablet antara lain:
  1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasinya, atau rendahnya berat jenis.
  2. Obat yang sukar dibasakan, lambat melarut, dosisnya tinggi, absorpsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavailabilitas obat cukup.
  3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin) atau memerlukan penyalutan dulu. Pada keadaan ini kapsul dapat merupakan jalan keluar yang terbaik dan lebih murah.
  4. Kesulitan menelan pada anak-anak, orang sakit parah, dan pasien lanjut usia.

Cara Pembuatan Tablet

Cara Pembuatan Tablet
Bahan obat dan zat-zat  tambahan umumnya berupa serbuk yang tidak dapat langsung dicampur dan dicetak menjadi tablet karena akan langsung hancur dan tablet menjadi mudah pecah.Campuran serbuk itu harus di ubah menjadi granul,yaitu kumpulan serbuk dengan volumelebih besar yang saling melekat satu samma lain. Cara merubah serbuk menjadi granuldisebutgranulasi.Tujuan granulasi adalah:
  1. Supaya sifat alirannya baik (free-flowing). Granul dengan volume tertentu dapat mengalir teratur dalam jumlah angkasama kedalam mesin cetak tablet.
  2. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika di bandingkan dengan bentuk serbuk jika di ukurdalam voume yang sama. Makin banyak udaranya, tablet makin mudah pecah.
  3. Agar pada saat di cetak tidak mudah melekat pada steampel (punch) dan mudah lepas dari matriks (die).
Salah satu syarat bahan pembantu yang digunakan untuk pembuatan tablet adalah harus netral, tidak berbau,tidak berasa dan lebih baik tidak berwarna. Bahan-bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan tablet dapat dikelompokkan sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai:
  1. bahan pengisi,
  2. bahan pengikat,
  3. bahan pelincir (termasuk bahan pengatur aliran,bahan pelican dan bahan pemisah bentuk),
  4.  bahan penghancur,
  5. bahan penahan lembab, bahan peng adsorpsi dan bahan penghambat kelarutan.
Terdapat 3 metode dalam pembuatan tablet kompresi yaitu : metode granulasi basah, metode granulasi kering, dan metode cetak langsung.
  1. a.      Metode Granulasi Basah
Metode granulasi basah ini merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode granulasi basah ini dapat dibagi sebagai berikut, yaitu menimbang dan mencampur bahan-bahan yang diperlukan dalam formulasi, pembuatan granulasi basah, pengayakan adonan lembab menjadi pelet atau granul, kemudian dilakukan pengeringan, pengayakan kering, pencampuran bahan pelicin, dan pembuatan tablet dengan kompresi.

Keuntungan metode granulasi basah:
  1. Meningkatkan kohesifitas dan kompaktibilitas serbuk sehingga diharapkan tablet yang dibuat dengan mengempa sejumlah granul pada tekanan kompresi tertentu akan menghasilkan bentuk tablet yang bagus, keras, dan tidak rapuh.
  2. Mencegah segregasi komponen penyusun tablet yang telah homogen sebelum proses pencampuran.
  3. Zat-zat yang bersifat hidrofob, dapat memperbaiki kecepatan pelarutan zat aktif dengan perantara cairan pelarut yang cocok dengan bahan pengikat.
Kekurangan metode granulasi basah:
  1. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidas.
  2. Biaya cukup tinggi.
  3. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut.

  1. b.      Metode Granulasi Kering (Slugging)
Metode ini telah digunakan bertahun-tahun dan merupakan bentuk yang berharga terutama pada keadaan dimana dosis efektif terlalu tinggi untuk kempa langsung dan bahan-bahan yang digunakan peka terhadap pemanasan, kelembaban atau keduanya.Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringnyadiperlukan temperatur yang dinaikkan. Tahap pembuatan ini yaitu partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat  melalui gaya.



Keuntungan cara granulasi kering adalah:
  1. Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu
  2. Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
  3. Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
Kekurangan cara granulasi kering adalah:
  1. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
  2. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
  3. Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang

  1. c.       Metode Cetak Langsung
Metode ini digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat mudah mengalir sebagaimanasifat-sifat kohesinya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering. Keuntungan utama dari metode ini adalah bahwa bahan obat yang peka terhadap lembab dan panas, yang stabilitasnya terganggu akibat operasi granulasi, dapat dibuat menjadi tablet. Akan tetapi dengan meningkatnya tuntutan akan kualitas tablet, maka metode ini tidak diutamakan.

Keuntungan metode kempa langsung yaitu :
  1. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
  2. Lebih singkat prosesnya.
  3. Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
  4. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
Kerugian metode kempa langsung :
  1. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
  2. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
  3. Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik.

              Macam – Macam Kerusakan Pada Pembuatan Tablet
  1. Binding adalah kerusakan tablet akibat massa yang akan di cetak melekat pada dinding ruang cetakan.Ini terjadi ketika pelepasan dari tablet sulit dan sering diikuti bunyi rebut/menderik yang karakteristik, tepi tablet tergores atau kasar.
  2. Sticking/picking ialah perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah akibatpermukaan punch tidak licin.Sticking adalah keadaan granul menempel pada dinding die. Penyebabanya yaitu punch kurang bersih.
  3. Whiskering ialah percetakan tidak pas dengan ruangan cetakan terjadi pelelehan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi.
  4. Splitting/capping ialah lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada bagian  tengah.Capping adalah keadaan yang menggambarkan bagian atas atau bawah tablet terpisah sebagian atau seluruhnya.
  5. Motling adalah terjadinya warna yang tidak merata pada permukaan tablet, disebabkan perbedaan obat atau hasil uraianya dengan bahan tambahan, juga karena terjadinya migrasi obat selama pengeringan atau adanya bahan tambahan berupa larutan berwarna yang tidak terbagi merata.
  6. Crumbling ialah tambet menjadi retak dan rapuh. Disebabkan kurangnya tekananpada pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang.

Pengelompokkan Tablet

  1. Berdasarkan Metode Pembuatan
Dikenal dua jenis tablet berdasarkan metode pembuatan, yaitu tablet cetak dan tablet kempa.
  1. Tablet cetak
Dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi, umumnya mengandung laktosa dan serbuk sukrosa salam berbagai perbandingan. Massa dibasahi dengan Etanol prosentasi tinggi kadar Etanol tergantung dengan kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam pelarut, serta kekerasan tablet yang diinginkan.  Pembuatan dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh sehingga tablet dapat di potek dan harus hati-hati saat pengemasan dan pendistribusiannya., besar tekanan pada tablet 25-50 bar.Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan.

  1. Tablet kempa
Tablet kempa didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat yang dibuat dengan cara pengempaan dari sebuah formula dengan memberikan tekanan tinggi (tekanan di bawah beberapa ratus kg/cm2) pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan pewarna, bahan pengaroma, dan bahan pemanis.Tablet biasanya mempunyai ketebalan kurang dari ½ diameternya.Tablet kempa ganda, tablet kempa yang dibuat dengan lebih dari satu kali siklus tekanan
   
2. Berdasarkan Jenis Bahan Penyalut
Berdasarkan jenis bahan penyalut, tablet dapat dibedakan menjadi:
1)      Tablet salut biasa / salut gula (dragee), Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Lapisan gula berasal dari suspensi dalam air mengandung serbuk yang tidak larut, seperti pati, kalsium karbonat, talk, atau titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin.

2)      Tablet salut selaput (film-coated tablet), Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali. Disalut dengan hidroksi propil metil selulosa, metil selulosa, hidroksi propil selulosa, Na-CMC, dan campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG yang tidak mengandung air atau mengandung air.

3)      Tablet salut kempa adalah tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak lagi bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet berlapis (multi layer tablet). Tablet ini sering di gunakan untuk pengobatan secara repeat action.

4)      Tablet salut enteric (enteric-coated tablet), atau lepas tunda, Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus. maka diperlukan penyalut enterik yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung. Bahan yang sering digunakan adalah alol, keratin, selulosa acetat phtalat.

5)      Tablet lepas lambat, Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu. (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).

6)      Tablet berlapis, tablet yang disiapkan dengan pengempaan granuler tablet pada granulasi yang baru dikempa. Proses ini dapat diulangi untuk menghasilkan tablet berlapis banyak dari 2 atau 3 lapisan.

Tablet berdasarkan Cara Pemakaian

Berdasarkan Cara Pemakaian
Berdasarkan cara pemakaiannya, tablet dapat dibagi menjadi:
  1. Tablet biasa / tablet telan.
Dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara ditelan, pecah di lambung.
tablet biasa / tablet telan
2.    Tablet kunyah (chewable tablet)
Bentuknya seperti tablet biasa, cara pakainya dikunyah dulu dalam mulut kemudian ditelan, umumnya tidak pahit. Dimaksudkan untuk dikunyah sehingga meninggalkan residu yang memberikan rasa enak di mulut.Diformulasikan untuk anak-anak, antasida dan antibiotic tertentu. Dibuat dengan cara dikempa .biasanya digunakan manitol, sorbitol dan sukrosa sebagai pengikat dan pengisi. Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum ditelan.
Salah satu contoh obat yang diminum dengan cara dikunyah
3.    
      Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastiles)
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur perlahanlahan dalam mulut. Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut. Tablet ini dibuat dengan cara tuang disebut pastilles atau dengan cara kempa tablet menggunakan bahan dasar gula disebuttrochisi. Umumnya mengandung antibiotic, antiseptic, adstringensia.
FG TROCHES 
4.    
     Tablet larut (effervescent tablet)
Dibuat dengan cara dikempa. Selain zat aktif, tablet mengandung campuran zat asam dan natrium bikarbonat yang jika dilarutkan dengan air akan menghasilkan CO2. Diberi wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari lembab, di etiket diberi tanda “bukan untuk ditelan”. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.Contohnya Ca-D-Redoxon, tablet efervesen Supradin.
CDR adalah tablet effervesent

5.   
     Tablet Implantasi (Pelet)
Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril, dan berisi hormon steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, dan kulit dijahit kembali. Zat khasiat akan dilepas perlahan-lahan. Dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).
tablet implantasi

6.    
     Tablet hipodermik (hypodermic tablet)
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril (FI IV). Umumnya berbobot 30 mg dan disuntikkan di bawah kulit (subkutan).Dilarutkan lebih dahulu sebelum dijadikan injeksi hipodermik.
7.    
     Tablet bukal (buccal tablet)
Digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut. Tablet biasanya berbentuk oval, keras dan berisi hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan).
Buccastem M (Tablet buccal)
8.    Tablet sublingual
Digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah lidah sehingga zat aktif secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral. Tablet kempa berbentuk pipih yang berisi nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.


contoh sediaan obat tablet sublingual (TRIVITA)



9.    Tablet vagina (ovula)
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik. Tablet vagina mudah melemah dan meleleh pada suhu tubuh, dapat melarut dan digunakan sebagai obat luar khusus untuk vagina.


contoh sediaan obat tablet Vaginal (NYSTATIN)
10.  Tablet Rektal

Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.


Contoh obat dalam bentuk sediaan Tablet Rektal (Suppositoria)